Studi Analisa Kebutuhan Air Irigasi Kelurahan Watumotobe Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton
Abstract
Berdasarkan hasil perhitungan penyediaan air untuk lahan persawahan di Kelurahan Watumotobe yang bersumber dari mata air Bendungan Mataompana tetap terpenuhi. Yang menjadi permasalahan adalah pengolahan air irigasi dan management distribusinya masih kurang merata di sebabkan adanya pembokaran lahan untuk menambah luas lahan sawah petani, jadi yang ingin peneliti kaji adalah menganalisa pengolahan dan pedistribusian irigasi saluran tersier untuk mencukupi kebutuhan air irigasi Kelurahan Watumotobe, serta perencanaan pintu pada saluran tersier dengan sistem jaringan irigasi agar air yang di peroleh petani tercukupi secara merata.
Desain penelitian bersifat deskriptif menjelaskan pemberian air di Kelurahan Watumotobe. Data yang digunakan kecepatan aliran air (Vav), luas penampang saluran (A), debit aliran, (mm) analisis data curah hujan (Q), kebutuhan air untuk tanaman dan kebutuhan air tiap areal irigasi.
Berdasarkan hasil pengukuran debit pada musim kemarau memiliki nilai efisiensi saluran S1 sampai S4 diatas 80% maka saluran tersebut sudah efisien serta bisa dikatakan sudah sangat baik. Untuk saluran S5 nilai efisiensi 64% dibawah standar. Pada perhitungan analisis hidrologi untuk saluran irigasi tersier S1 sampai S5 sebesar 44,16 ltr/dtk, sedangkan jumlah kebutuhan debit air yang di perlukan hanya 0,234 ltr/dtk. Maka debit air yang dibutuhkan mampu untuk mencukupi kebutuhan debit air pada areal irigasi persawahan di Kelurahan Watumotobe.
Kata kunci : Saluran irigasi tersier, Areal persawahan, Curah hujan
Full Text:
PDFReferences
Asiyanto,2011 dan Soedibyo, 2003. Tipe Bendungan Berdasarakan International Commision On Large Dams (ICOLD,1928).
Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Betoambari Baubau. Data BMKG Tahun. 2007 S.d 2016. Kota Baubau.
Bambang Triatmojo,. 1996. Hidraulika I. Fakultas Teknik Universitas Gajahmada.Yogyakarta.
Chow VT. 1959. Open Channel Hydraulics. McGraw Hill: New York (US).
Chorley, 1978; Chow dkk., 1988; Maidment, 1993; Grigg, 1996; Mays, 2001; Viessman & Lewis, 2003; Kodoatie & Sjarief, 2007 dan 2010; Kodoatie dkk., 2008; Kodoatie, 2012 Siklus hidrologi.
Cropwat. 1989. Petunjuk Perhitungan kebutuhan air irigasi.
Data Statistik Daerah Kecamatan Kapontori 2016. (Sumber.https://butonkab.bps.go.id).
BPS Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2011. Citra SRTM (Shuttle Radar Topography Mission). Resolusi 90 meter. Data Iklim Stasiun Kapontori, Ngkari-ngkari, dan stasiun Klimatologi Betoambari selama 10 tahun teralirhir (2002- 2011).
Departemen Pekerjaan Umum 1986. tentang Saluran Pasangan.
Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Departemen PU bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
DPU Pengairan, UU No.7, 2004. Tentang Sumberdaya Air. Jakarta.
http://www.bmkg.go.id.
Simons, 1964 dan Idelcik, 1960. Kehilangan Energi Pada Peralihan.
Mawardi, Erman. 2007, Desain Hidrolik Bangunan Irigasi. Alfabeta: Jakarta.
Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management, IWRM).
Peraturan Pemerintah No. 25, 2001. tentang Sumberdaya Air. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2006. tentang Irigasi.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor : 37 Tahun 2009, Tanggal : 31 Desember 2009. tenang Perlindungan Sumberdaya Air.
Perlindungan Sumberdaya Air, (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor : 37 Tahun 2009, Tanggal: 31 Desember 2009).
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2001. (BAB I pasal 1 pasal 2). tentang Irigasi.
Soematro, 1986, Hidrologi Teknik. Usaha Nasional, Surabaya.
Refbacks
- There are currently no refbacks.